Kurs Rupiah anjlok?

(in Bahasa, sorry)

Kenapa kurs Rupiah anjlok? Tanya Pertamina lah.

Karena harga minyak dunia yang meroket akhir-akhir ini, sementara Pertamina masih harus subsidi harga bahan bakar, akhirnya Pertamina harus membeli USD50,000,000 tiap harinya dari bank-bank pemerintah untuk membiayai impor bahan bakar.

Terang aja Rupiah anjlok, wong beli USD nya pake Rupiah.

Tapi, kenapa Pertamina harus impor bahan bakar? Bukankah Indonesia adalah negara penghasil minyak? Nah, itulah anehnya. [Gak aneh lagi. Menurut comment Mas Dimas Bagus, itu karena demand domestik yang besar.]

Satu lagi, Pertamin punya Treasury Department dan Hedging Policy ga ya? Udah tampil di national TV belum ya untuk mempertanggungjawabkan segala impact yang ada terhadap tindakan mereka yang mengacaukan kurs Rupiah?

Terus, kenapa Pertamina masih harus subsidi harga bahan bakar? Nah, yang ini lebih baik jangan ditanyakan, nanti banyak yang ngamuk.

Btw, ada kemungkinan anjloknya sampai Rp. 12,200 per 1 USD dalam beberapa minggu ini. Jadi, bagi mereka yang sempat kejebak USD-nya di level Rp 12,000 an pada pertengahan Agustus 1998 lalu, siap-siap balik modal. Cukup melegakan bukan?

Ini suatu pelajaran bagi kita bahwa berspekulasi itu tidak baik. Dulu waktu USD sempat naik ke Rp.14,800 (Jan '98), turun ke Rp.7,950 (Mei'98), naik lagi ke Rp.15,200 (Juli'98), pada pertengahan Agustus'98 banyak orang mengganggap bahwa USD bakalan naik lagi, karena masa peralihan dari Jendral Soeharto ke Profesor Habibie dianggap belum menjamin kestabilan. Akhirnya banyak juga yang kecele beli USD pada level Rp.12,000 pada bulan itu dengan harapan USD akan naik lagi sampai Rp.15,000 bahkan lebih. Dan sejak itu, Rupiah malah turunnnn terus dan stabil pada level Rp.7,000-8,000 an, selama tujuh tahun.

Suatu penantian yang lumayan lama... tujuh tahun. Itupun belum dihitung sama nilai suku bunga dan inflasi. Dan, itupun karena harga bahan bakar dunia naik dan subsidi Pertamina.

4 comments:

Anonymous Thursday, 01 September, 2005  

Kenapa kita sebagai negara penghasil minyak harus impor bahan bakar? *yang marah ngacung* huehehe...
Duh... USD anjlokkk! Eng... yg penting Iman kit ga ikutan anjlok(tsaaaaaaaa elah) Haleluyahhh :D 

Posted by hotma

Anonymous Monday, 12 September, 2005  

indonesia kaya minyak tapi masih impor karena kebutuhan minyak dalam negeri yang sangat besar denga semakin meningkatnya jumlah industri dan kendraan bermotor.  

Posted by dimas bagus wk

Anonymous Monday, 12 September, 2005  

make sense Dimas, thanks for your comment 

Posted by jeffry

Anonymous Tuesday, 04 October, 2005  

AAH............. PUSING BBM NAIK WE HAYOH!!! 

Posted by Anonymous

Post a Comment

Powered by Blogger.