Cuma suatu usulan.
Suatu portfolio investasi dapat direalisasikan cukup dengan menggabungkan beberapa reksa dana ke dlm suatu portfolio setting yang dikonstruksikan sesuai dengan risk profile investor. Logikanya adalah reksa dana itu sendiri sudah merupakan suatu portfolio terdiri dari beberapa saham dan/atau obligasi.
Kelemahan reksa dana di Indonesia adalah pengkategoriannya yang masih umum sbb: reksa dana saham, fixed income, campuran, pasar uang dan indeks. Idealnya bagi investor di Indonesia, mereka paling tidak harus mampu membedakan reksa dana mana yang berada dlm konteks Indonesia, negara2 berkembang lainnya dan negara2 maju spt Australia, US, Jepang dan US. Pasar modal tiap negara atau regional pada kenyataannya memiliki tingkat return dan risiko yang berbeda. Dengan demikian, konstruksi portfolio bisa dibangun sesuai dengan profil risiko masing2 klien.
Risk profile seorang investor dapat dikategorikan sbb: defensive, conservative, balanced, growth dan aggressive. Sementara pembagian kelas asset dapat dipisahakan menjadi income asset dan growth asset. Income asset terdiri dari cash dan fixed income (obligasi). Growth asset terdiri dari: property dan shares (saham).
Berkaitan dengan profil risiko, biasanya orang muda memiliki risk profile growth dan aggressive dan orang tua cenderung balanced, conservative dan defensive. Rangka waktu (jangka pendek atau jangka panjang), toleransi return dan tujuan keuangan juga menentukan risk profile seseorang.
Ringkasan kategori asset dalam portfolio yang disusun berdasarkan tingkat return dan risiko adalah sbb:
Income asset:
1. cash: deposito US Dollar
2. cash: deposito Rupiah
3. reksa dana fixed income negara maju: Australia, US, Eropa, Japan, Singapore, HK
4. reksa dana fixed income Asia: China, Taiwan, Korea, Malaysia
5. reksa dana fixed income Indonesia
Growth asset:
6. reksa dana properti Indonesia
7. reksa dana saham negara maju: Australia, US, Eropa, Japan, Singapore, HK
8. reksa dana saham Asia: China, Taiwan Korea, Malaysia
9. reksa dana saham Indonesia
Reksa dana 9 menunjukkan investasi yang paling tinggi tingkat risikonya, tapi paling tinggi juga tingkat returnnya. Pembagian ini mungkin akan didukung para ekonom krn memang kenyataannya demikian. Investasi property di Indonesia mungkin bisa didebatkan lebih berisiko dari pada investasi saham negara maju.
Untuk penyelidikan lebih lanjut, silakan kunjungi website MSCI-Barra untuk melihat tingkat return per negara atau regional.
Usulan konstruksi portfolio
Usulan konstruksi portfolio ini dibuat berdasarkan pengalokasian strategis (strategic asset allocation) dan masih dapat dimodifikasi dalam pengalokasian teknis (technical asset allocation) sesuai dengan kondisi pasar modal domestik dan internasional serta kecenderungan kurs Rupiah terhadap mata uang asing.
Defensive Portfolio
Income asset: 90%
1. deposito USD = 5%
2. deposito IDR = 5%
3. RD fixed income negara maju = 40%
4. RD fixed income Asia = 20%
5. RD fixed income Indonesia = 20%
Growth asset: 10%
6. RD properti Indonesia = 5%
7. RD saham negara maju = 5%
8. RD saham Asia = 0%
9. RD saham Indonesia = 0%
Conservative Portfolio
Income asset: 70%
1. deposito USD = 3%
2. deposito IDR = 2%
3. RD fixed income negara maju = 25%
4. RD fixed income Asia = 20%
5. RD fixed income Indonesia = 20%
Growth asset: 30%
6. RD properti Indonesia = 10%
7. RD saham negara maju = 10%
8. RD saham Asia = 5%
9. RD saham Indonesia = 5%
Balanced Portfolio
Income asset: 50%
1. deposito USD = 0%
2. deposito IDR = 5%
3. RD fixed income negara maju = 15%
4. RD fixed income Asia = 15%
5. RD fixed income Indonesia = 15%
Growth asset: 50%
6. RD properti Indonesia = 10%
7. RD saham negara maju = 20%
8. RD saham Asia = 10%
9. RD saham Indonesia = 10%
Growth Portfolio
Income asset: 30%
1. deposito USD = 0%
2. deposito IDR = 5%
3. RD fixed income negara maju = 5%
4. RD fixed income Asia = 5%
5. RD fixed income Indonesia = 15%
Growth asset: 70%
6. RD properti Indonesia = 15%
7. RD saham negara maju = 15%
8. RD saham Asia = 15%
9. RD saham Indonesia = 25%
Aggressive Portfolio
Income asset: 10%
1. deposito USD = 0%
2. deposito IDR = 0%
3. RD fixed income negara maju = 0%
4. RD fixed income Asia = 5%
5. RD fixed income Indonesia = 5%
Growth asset: 90%
6. RD properti Indonesia = 15%
7. RD saham negara maju = 20%
8. RD saham Asia = 25%
9. RD saham Indonesia = 30%
Ketersediaan reksa dana macam ini
Mungkin ketersediaan reksa dana macam ini masih menjadi isu utama di bisnis reksa dana Indonesia. Namun, saya yakin peningkatan pengetahuan investasi kelas menengah Indonesia akan mendorong manajer investasi yang berdomisili di Indonesia untuk menciptakan produk reksa dana yang lebih kreatif dan menunjang pembentukan model portfolio di masa mendatang.
Daftar lengkap reksa dana Indonesia dapat ditemui di website Bapepam.
Update 1
Baru mendapat konfirmasi dari John D Item, CFA bahwa:
Industri reksadana saat ini hanya boleh investasi instrumen luar negeri maksimum 15% dari total portofolio. Oleh karena itu, penggunaan reksadana lokal untuk analisa alokasi aset domestik maupun internasional saat ini belum relevan.
Kalau begitu, kreatifitas manajer investasi lokal masih terbatas dan reksa dana asing (yang dikelola manajer investasi Singapore misalnya) mungkin masih belum boleh dijual di Indonesia.
Hal ini memberi kesan bahwa portfolio investasi reksa dana di Indonesia pada dasarnya
aggressive, atau paling tidak growth atau balanced. Bagaimana nasib para
orang tua dengan portfolio
defensive atau conservative?
Update 2Ada
pertanyaan kritis yg bagus dari Bahar, Indonesian hedge fund manager yg berdomisili di Singapur, di blog-nya.
Kenapa di blog-nya? Krn saya me-link post ini ke comment-nya. Fair enough :)Pertanyaannya:
Angka2 yang muncul di ” konstruksi portfolio RD Indonesia” berdasarkan apa bung Anymatters? Some Markowitz based optimisation?
Jawaban saya:
thanks bung iHedge. keliatannya Prof Roger Ibbotson dr Morningstar yg mengembangkan model alokasi aset itu msh berkiblat ke teori Markowitz deh.
angka2 itu saya ambil dr model portfolio-nya Morningstar NZ yg didistribusikan ke fin adviser (maaf hasil risetnya tdk bisa dishare) dan saya modifikasi sendiri sesuai dgn situasi Indonesia. dimana komponen asset class-nya saya rate berdasarkan tingkat return indeks per negara/regional di website MSCI-Barra.
proporsi asset class antara income-growth menggunakan alokasi aset strategik (blm taktikal), yaitu defensive (90-10), conservative (70-30), balanced (50-50), growth (30-70) dan aggressive (30-70).
mengenai produk2 apa saja dlm komponen asset class tsb, saya belum bisa recommend. mungkin nanti kalo pulang ke Jkt, bisa buat ide usaha :)
tapi kalo ada waktu, saya mau riset produk2 RD yg di-archive di website Bapepam. kalo ada waktu.
mungkin Morningstar Singapore sdh watch RD Indonesia dan memiliki konstruksi model portfolio RD di Indonesia. cek aja, alamatnya 80 Raffles Place, Level 35, Unit 35-06, 048624 UOB Plaza 1, Singapore, +65 6530 6402.